Close
Close

KM. Cantika Lestari 7A Segera Jawab Kekurangan Transportasi Laut di Bursel

Namrole, SBS_Bupati Kabupaten Buru Selatan (Bursel) La Hamidi menyebut KM Cantika Lestari 7A, segera menjawab kekurangan transportasi laut yang sekitar dua pekan dirasakan masyarakat Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Provinsi Maluku.


Kekurangan transportasi laut ini lantaran satu-satunya kapal swasta KM Cantika Lestari 5E milik PT Pelayaran Dharma Indah yang biasanya melayari rute Ambon-Ambalau-Namrole-Leksula diduga mengalami kerusakan pada mesin. 


"Paska kekurangan kapal, saya sudah berupaya secepatnya untuk kapal bisa segera melayari rute Namrole. Pada Selasa, 2 September 2025 kemarin, saya sudah menandatangani tanggapan surat rekomendasi trayek baru kapal KM. Cantika Lestari 7A, " kata Bupati, kepada Suara Buru Selatan, Kamis, 4 September 2025, di ruang kerjanya. 


LHM mengatakan, surat dengan nomor 500.11.8/863 kepada direktur PT Pelayaran Dharma Indah agar kapal Cantika Lestari 7A dengan GT 1503 yang diusulkan oleh PT. Pelayaran Dharma Indah dengan rencana trayek Ambon-Namrole-Leksula-Namlea.


"Sehubungan dengan kekurangan kebutuhan moda transportasi laut tipe kapal feri/roro yang melayani wilayah Kabupaten Bursel, sampai saat ini yakni pelabuhan Ambalau-Namrole-Leksula-Tifu-Waemulang-Nanali-Biloro PP terhadap keadaan tersebut, maka kami menyetujui usulan trayek dimaksud, " ujar La Hamidi.


Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengakui bahwa upayanya untuk kapal swasta selain PT Pelayaran Dharma Indah yang sebelumnya sudah bersedia akan melayari rute Namrole akhirnya gagal, begitupun upayanya untuk mengaktifkan KM Tanjung Tiram untuk bisa melayari pesisir Bursel pun mengalami kegagalan. 


Bupati ketiga Bursel ini mengaku, untuk dapat memenuhi kebutuhan moda transportasi laut, saat ini, dengan pihak manapun ia siap bekerja sama, asalkan kebutuhan moda transportasi laut bisa terpenuhi, karena Bursel sangat tergantung dengan moda transportasi laut. 


"Saya sudah mencoba berbagai cara dengan pihak lainnya agar kekurangan moda transportasi laut masyarakat bisa terpunehi, tapi apalah daya upaya kami belum berbuah manis, " kata alumni Universitas Iqra Buru ini. 


Adalah Kepala dinas Perhubungan Syarifudin Souwakil mengakui hal senada,  namun ketika ditanya terkait kepastian waktu Cantika Lestari 7A melayari Bursel, ia mengatakan masih menunggu. 


"Waktu tepatnya belum kami ketahui, tapi secepatnya kini kapal masih dok. Karena ini kapal swasta dan Pemkab tidak bisa mengintervensi berlebihan, " ucap Syarifuddin. 


Souwakil menuturkan, selain dengan PT Pelayaran Dharma Indah, pihaknya sudah berupaya berkoordinasi baik dengan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP), PD Panca Karya dan pihak lainnya seperti Garda Maritim untuk moda transportasi tapi sampai saat ini kita hanya masih bisa menunggu hasilnya. 


"Kita hanya bisa menunggu persetujuan hasil dari Panca Karya untuk feri Tanjung Sole melayari rute Bursel, karena dia harus doking tahunan baru bisa beroperasi, sementara sampai hari ini dia belum doking. Kalau tidak ada halangan bisa beroperasi di Oktober 2025 mendatang, " tutur pria yang akrab disapa Dino ini. 


Diketahui, Kabupaten Bursel merupakan daerah yang sangat bergantung dengan moda transportasi laut, dengan segera adanya moda transportasi KM Cantika Lestari 7A, maka akan sangat membantu distribusi barang dan jasa. 


Saat ini tak ada kapal selain KM Pangrango yang dua minggu sekali melayari rute Ambon-Namrole PP dan KM Sabuk Nusantara 33. Biasanya KM Cantika Lestari 5E melayari Ambon-Ambalau-Namrole-Leksula dengan jadwal 2 trip PP/minggu, namun paska dugaan kerusakan mesin membuat tranportasi laut menjadi lumpuh. Dan warga Bursel hanya bisa menunggu jadwal KM Pangrango dan Sabuk Nusantara 33 saja, atau lintas dengan transportasi darat via Namlea untuk selanjutnya menggunakan kapal agar bisa ke Ambon. (Yul)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم